Thursday, November 18, 2010

Agama Islam di Jepang


Tak ada catatan yang pasti kapan Islam pertama kali masuk ke Jepang. Meski agak terlambat mengenal Islam, kini jumlah muslim di Jepang semakin bertambah. Tragedi 11 September 2001 menjadi momentum penting banyaknya orang Jepang yang masuk Islam.

Dekan Fakultas Studi Islam di Universitas Takushoku Tokyo, Tayeb El-Mokhtar Muto, menyatakan bahwa sikap toleran dan cara berpikir logis yang dimiliki oleh masyarakat Jepang menjadikan mereka begitu dekat dengan karakter dan nilai Islam.


“Terbukti dengan jumlah umat Islam di Jepang yang kian hari kian banyak,” tandas Tayeb El-Mokhtar Muto, yang kerap disapa Muto, seperti dikutip Islamonline (30/6).

Menurut Muto, semua hal negatif yang dialamatkan ke Islam, terutama pasca tragedi 11 September 2001, tidak berhasil mengambil hati publik masyarakat Jepang. Yang terjadi justru sebaliknya, semua hal negatif itu seakan menjadi perantara bagi Islam untuk menjadi pusat perhatian banyak orang.

“Jumlah orang yang masuk Islam semakin meningkat, baik di Jepang maupun di negara-negara lain, terutama setelah tuduhan yang ditujukan kepada Islam sebagai agama yang menganjurkan kekerasan, pembunuhan, huru-hara dan segala macam bentuk terorisme lainnya,” ujar Muto.
Sejarah Masuknya Islam

Keberadaan Islam di Jepang bisa dibilang baru. Menurut data Islamic Center Jepang, Islam sudah ada di Negeri Matahari Terbit itu sejak 1891. Namun data lain menyebutkan sejak 1887. Masjid tertua di Jepang sendiri dibangun pertama kali di Kobe tahun 1935, dan kemudian Masjid Tokyo pada 1938.

Bisa dikatakan juga, Jepang termasuk negara yang terlambat mengenal Islam, dibandingkan Cina misalnya yang sejak awal kehadiran Islam sudah didatangi para sahabat Nabi, dan sudah banyak penduduknya yang memeluk Islam.

Bicara tentang dakwah Islam di Jepang, memang tak banyak literatur yang didapat. Tak heran, hingga saat ini, belum jelas benar apa yang menyebabkan bangsa Jepang terlambat mengenal dan memeluk agama Islam.

Ada yang mengatakan, kebijakan isolasi diri selama 200 tahun lebih yang mulai pada pertengahan abad ke-17 membuat Jepang tidak mengenal Islam. Tapi apakah hal ini menjadi penyebab utamanya belum jelas benar, sebab Islam sendiri sudah ada sejak abad ke-8 Masehi.

Baru pada zaman Restorasi Meiji tahun 1875, literatur-literatur tentang Islam yang berasal dari Eropa dan Cina mulai diterjemahkan dan masuk ke Jepang.

Salah satu sumber lain menyebutkan bahwa bangsa Jepang mengenal Islam lewat bangsa Turki. Kisahnya bermula dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1890, ketika sebuah kapal Turki bernama Ertogrul karam di perairan Jepang. Konon, dari 600-an awak kapal, hanya 69 dari mereka yang selamat.


Pemerintah dan rakyat Jepang bersama-sama berusaha menolong para penumpang yang selamat dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yang meninggal dunia. Peristiwa ini menjadi pencetus dikirimnya utusan pemerintah Turki ke Jepang pada tahun 1891.

Hubungan baik dengan Turki itu juga membawa kemenangan bagi Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1904. Setelah peristiwa itu, sekitar tahun 1900-an, untuk pertama kalinya warga muslim Jepang pergi ke Makkah guna menunaikan ibadah haji. Sejak itu Islam dikenal secara luas di Jepang.

Selanjutnya, di tengah politik ekspansi Jepang di Asia pada Perang Dunia II, orang Jepang mulai tahu bahwa banyak rakyat Asia yang memeluk Islam. Dari situ muncullah kebutuhan lebih besar untuk melakukan penelitian tentang Islam secara lebih dalam. Maka dibentuklah lembaga-lembaga penelitian, organisasi maupun perkumpulan, yang mengkaji Islam, bahkan menerbitkan berbagai majalah dan buku tentang Islam.

Sayangnya, pemerintah Jepang pada masa itu, memandang Islam tidak sesuai dengan asas militer Jepang dan Shintoisme (agama asal Jepang) yang banyak dipeluk oleh penduduk Jepang. Karena itu, dakwah Islam pada masa itu tetap tidak diperbolehkan.

Setelah Perang Dunia II berakhir, dan setelah banyak negara di Asia dan Afrika meraih kemerdekaannya, mulailah bermunculan banyak negara Islam di panggung dunia. Dari sini, hubungan Jepang dengan negara-negara Islam semakin tak terhindarkan, terutama dengan negara-negara Islam di Timur Tengah sebagai negara penghasil minyak. Jepang pun makin dekat dengan lingkungan negara-negara Islam.

Masjid Gifu dan Faktor Kebebasan Beragama

Menurut Tayeb El-Mokhtar Muto, kebebasan beragama yang telah dinikmati oleh masyarakat Jepang selama ini punya andil yang besar bagi diterimanya Islam di Jepang. Lebih dari itu, budaya masyarakat Jepang yang toleran dan lebih mengutamakan akal dan logika memudahkan kebenaran Islam diterima.

Sebagai modal untuk berdakwah, Muto meminta kepada semua yayasan Islam dunia, seperti Al-Azhar, Dewan Tinggi Urusan Islam Kairo, Rabithah al-Alam al-Islami, untuk menyediakan buku-buku yang menerangkan hakikat Islam dengan metode yang mudah dan sederhana dalam berbagai bahasa dunia.

Kini, umat Muslim di Jepang, khususnya Jepang tengah, makin mudah menunaikan ibadahnya dengan selesainya pembangunan Masjid Gifu di kota Gifu, awal 2009, termasuk rencana pendirian pusat budaya dan sekolah Islam internasional pertama di Negeri Sakura tersebut.

Jumlah masjid di Jepang diperkirakan mencapai sekitar 35 buah, namun ada juga yang menyebutkan jumlahnya sebanyak 50 masjid, sementara jumlah populasi Muslim di Jepang sendiri sudah semakin bertambah.

Keberadaan masjid di Jepang sendiri masih terkonsentrasi di kota-kota besar, seperti di Tokyo, Kobe, Nagoya, Osaka, Yokohama, Hiroshima dan Hokkaido.

Peresmian Masjid Gifu sendiri dihadiri oleh Imam Masjidil Haram, Makkah, Syekh Salih bin Humaid, yang juga meresmikan penggunaan masjid itu untuk publik Muslim di Jepang.

Menurut Ketua Working Group for Technology Transfer (WGTT), sebuah LSM Indonesia di Jepang yang ikut hadir dalam acara tersebut, Fauzy Ammary, sejumlah duta besar negara-negara Islam, seperti dari Saudi Arabia, Irak, Iran, Mesir, Oman, Afghanistan, Syria, dan Pakistan juga hadir.

Saat ini di Jepang belum ada satu pun sekolah Islam yang permanen baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah. Pengajaran dan pendidikan Islam di Jepang selama ini masih banyak dilakukan di masjid-masjid yang dibangun oleh kaum pendatang muslim.

Gifu sendiri merupakan salah satu kantong Muslim terbesar di Provinsi Aichi, yang terkenal sebagai kawasan industri otomotif Jepang. “Proyek pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar 129 juta yen atau setara 1,1 juta dolar AS,” kata Fauzy Ammari.

Menurut Fauzy, Masjid Gifu akan menjadi pusat perluasan syiar Islam di kawasan Jepang tengah. Luas bangunan Masjid Gifu sebesar 351 meter persegi, dan akan semakin diperluas dengan sekolah Islam dan pusat budaya, sehingga dapat mendukung dan melengkapi kegiatan penyebaran pusat syiar Islam yang dilakukan di Jepang.

Warga Jepang (asli) yang menjadi Muslim, menurut Imam Masjid Jami’ Tokyo, Ensari Yenturk, diperkirakan mencapai 10 ribu orang. Sedang total warga Jepang yang muslim kurang lebih mencapai 100 ribu orang. Meski diakui tidak ada data yang akurat soal ini, insya Allah muslim di Jepang akan terus bertambah. Amin.


http://bisnisgontorclub.com/mengintip-islam-di-negeri-sakura.php

No comments:

Thursday, November 18, 2010

Agama Islam di Jepang


Tak ada catatan yang pasti kapan Islam pertama kali masuk ke Jepang. Meski agak terlambat mengenal Islam, kini jumlah muslim di Jepang semakin bertambah. Tragedi 11 September 2001 menjadi momentum penting banyaknya orang Jepang yang masuk Islam.

Dekan Fakultas Studi Islam di Universitas Takushoku Tokyo, Tayeb El-Mokhtar Muto, menyatakan bahwa sikap toleran dan cara berpikir logis yang dimiliki oleh masyarakat Jepang menjadikan mereka begitu dekat dengan karakter dan nilai Islam.


“Terbukti dengan jumlah umat Islam di Jepang yang kian hari kian banyak,” tandas Tayeb El-Mokhtar Muto, yang kerap disapa Muto, seperti dikutip Islamonline (30/6).

Menurut Muto, semua hal negatif yang dialamatkan ke Islam, terutama pasca tragedi 11 September 2001, tidak berhasil mengambil hati publik masyarakat Jepang. Yang terjadi justru sebaliknya, semua hal negatif itu seakan menjadi perantara bagi Islam untuk menjadi pusat perhatian banyak orang.

“Jumlah orang yang masuk Islam semakin meningkat, baik di Jepang maupun di negara-negara lain, terutama setelah tuduhan yang ditujukan kepada Islam sebagai agama yang menganjurkan kekerasan, pembunuhan, huru-hara dan segala macam bentuk terorisme lainnya,” ujar Muto.
Sejarah Masuknya Islam

Keberadaan Islam di Jepang bisa dibilang baru. Menurut data Islamic Center Jepang, Islam sudah ada di Negeri Matahari Terbit itu sejak 1891. Namun data lain menyebutkan sejak 1887. Masjid tertua di Jepang sendiri dibangun pertama kali di Kobe tahun 1935, dan kemudian Masjid Tokyo pada 1938.

Bisa dikatakan juga, Jepang termasuk negara yang terlambat mengenal Islam, dibandingkan Cina misalnya yang sejak awal kehadiran Islam sudah didatangi para sahabat Nabi, dan sudah banyak penduduknya yang memeluk Islam.

Bicara tentang dakwah Islam di Jepang, memang tak banyak literatur yang didapat. Tak heran, hingga saat ini, belum jelas benar apa yang menyebabkan bangsa Jepang terlambat mengenal dan memeluk agama Islam.

Ada yang mengatakan, kebijakan isolasi diri selama 200 tahun lebih yang mulai pada pertengahan abad ke-17 membuat Jepang tidak mengenal Islam. Tapi apakah hal ini menjadi penyebab utamanya belum jelas benar, sebab Islam sendiri sudah ada sejak abad ke-8 Masehi.

Baru pada zaman Restorasi Meiji tahun 1875, literatur-literatur tentang Islam yang berasal dari Eropa dan Cina mulai diterjemahkan dan masuk ke Jepang.

Salah satu sumber lain menyebutkan bahwa bangsa Jepang mengenal Islam lewat bangsa Turki. Kisahnya bermula dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1890, ketika sebuah kapal Turki bernama Ertogrul karam di perairan Jepang. Konon, dari 600-an awak kapal, hanya 69 dari mereka yang selamat.


Pemerintah dan rakyat Jepang bersama-sama berusaha menolong para penumpang yang selamat dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yang meninggal dunia. Peristiwa ini menjadi pencetus dikirimnya utusan pemerintah Turki ke Jepang pada tahun 1891.

Hubungan baik dengan Turki itu juga membawa kemenangan bagi Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1904. Setelah peristiwa itu, sekitar tahun 1900-an, untuk pertama kalinya warga muslim Jepang pergi ke Makkah guna menunaikan ibadah haji. Sejak itu Islam dikenal secara luas di Jepang.

Selanjutnya, di tengah politik ekspansi Jepang di Asia pada Perang Dunia II, orang Jepang mulai tahu bahwa banyak rakyat Asia yang memeluk Islam. Dari situ muncullah kebutuhan lebih besar untuk melakukan penelitian tentang Islam secara lebih dalam. Maka dibentuklah lembaga-lembaga penelitian, organisasi maupun perkumpulan, yang mengkaji Islam, bahkan menerbitkan berbagai majalah dan buku tentang Islam.

Sayangnya, pemerintah Jepang pada masa itu, memandang Islam tidak sesuai dengan asas militer Jepang dan Shintoisme (agama asal Jepang) yang banyak dipeluk oleh penduduk Jepang. Karena itu, dakwah Islam pada masa itu tetap tidak diperbolehkan.

Setelah Perang Dunia II berakhir, dan setelah banyak negara di Asia dan Afrika meraih kemerdekaannya, mulailah bermunculan banyak negara Islam di panggung dunia. Dari sini, hubungan Jepang dengan negara-negara Islam semakin tak terhindarkan, terutama dengan negara-negara Islam di Timur Tengah sebagai negara penghasil minyak. Jepang pun makin dekat dengan lingkungan negara-negara Islam.

Masjid Gifu dan Faktor Kebebasan Beragama

Menurut Tayeb El-Mokhtar Muto, kebebasan beragama yang telah dinikmati oleh masyarakat Jepang selama ini punya andil yang besar bagi diterimanya Islam di Jepang. Lebih dari itu, budaya masyarakat Jepang yang toleran dan lebih mengutamakan akal dan logika memudahkan kebenaran Islam diterima.

Sebagai modal untuk berdakwah, Muto meminta kepada semua yayasan Islam dunia, seperti Al-Azhar, Dewan Tinggi Urusan Islam Kairo, Rabithah al-Alam al-Islami, untuk menyediakan buku-buku yang menerangkan hakikat Islam dengan metode yang mudah dan sederhana dalam berbagai bahasa dunia.

Kini, umat Muslim di Jepang, khususnya Jepang tengah, makin mudah menunaikan ibadahnya dengan selesainya pembangunan Masjid Gifu di kota Gifu, awal 2009, termasuk rencana pendirian pusat budaya dan sekolah Islam internasional pertama di Negeri Sakura tersebut.

Jumlah masjid di Jepang diperkirakan mencapai sekitar 35 buah, namun ada juga yang menyebutkan jumlahnya sebanyak 50 masjid, sementara jumlah populasi Muslim di Jepang sendiri sudah semakin bertambah.

Keberadaan masjid di Jepang sendiri masih terkonsentrasi di kota-kota besar, seperti di Tokyo, Kobe, Nagoya, Osaka, Yokohama, Hiroshima dan Hokkaido.

Peresmian Masjid Gifu sendiri dihadiri oleh Imam Masjidil Haram, Makkah, Syekh Salih bin Humaid, yang juga meresmikan penggunaan masjid itu untuk publik Muslim di Jepang.

Menurut Ketua Working Group for Technology Transfer (WGTT), sebuah LSM Indonesia di Jepang yang ikut hadir dalam acara tersebut, Fauzy Ammary, sejumlah duta besar negara-negara Islam, seperti dari Saudi Arabia, Irak, Iran, Mesir, Oman, Afghanistan, Syria, dan Pakistan juga hadir.

Saat ini di Jepang belum ada satu pun sekolah Islam yang permanen baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah. Pengajaran dan pendidikan Islam di Jepang selama ini masih banyak dilakukan di masjid-masjid yang dibangun oleh kaum pendatang muslim.

Gifu sendiri merupakan salah satu kantong Muslim terbesar di Provinsi Aichi, yang terkenal sebagai kawasan industri otomotif Jepang. “Proyek pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar 129 juta yen atau setara 1,1 juta dolar AS,” kata Fauzy Ammari.

Menurut Fauzy, Masjid Gifu akan menjadi pusat perluasan syiar Islam di kawasan Jepang tengah. Luas bangunan Masjid Gifu sebesar 351 meter persegi, dan akan semakin diperluas dengan sekolah Islam dan pusat budaya, sehingga dapat mendukung dan melengkapi kegiatan penyebaran pusat syiar Islam yang dilakukan di Jepang.

Warga Jepang (asli) yang menjadi Muslim, menurut Imam Masjid Jami’ Tokyo, Ensari Yenturk, diperkirakan mencapai 10 ribu orang. Sedang total warga Jepang yang muslim kurang lebih mencapai 100 ribu orang. Meski diakui tidak ada data yang akurat soal ini, insya Allah muslim di Jepang akan terus bertambah. Amin.


http://bisnisgontorclub.com/mengintip-islam-di-negeri-sakura.php

No comments: